Harakatuna.com. Jakarta — Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi sepakat memperkuat kerja sama strategi dalam melakukan kejahatan lintas negara, termasuk jaringan terorisme dan perdagangan narkoba. Kesepakatan tersebut ditegaskan dalam pertemuan The 2nd Joint Committee Meeting antara Polri dan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi (MoI Saudi) yang digelar di Bali, Kamis (30/10/2025).
Pertemuan bilateral itu dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol. Dr. Agus Andrianto, SH, MH, yang bertindak sebagai Ketua Delegasi Indonesia, dan Walikota Jenderal Abdullah bin Abdulrahman Al-Hamad selaku pemimpin utusan dari Arab Saudi.
Dalam berbagai hal, Komjen Agus Andrianto menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang telah dibangun pada pertemuan pertama di Riyadh tahun sebelumnya. Tujuannya, memperkuat kolaborasi dua negara dalam mencegah dan menindak jaringan kejahatan lintas batas yang kian kompleks.
“Kerja sama ini bukan hanya tentang berbagi informasi, tetapi juga tentang membangun sistem yang tangguh untuk menghadapi ancaman bersama — terutama terkait terorisme, ekstremisme, dan peredaran narkoba lintas negara,” ujar Komjen Agus dalam keterangan persnya.
Ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menempatkan isu pemberantasan narkotika, penyelundupan, dan tindak pidana lintas negara sebagai prioritas nasional yang memerlukan dukungan dari seluruh mitra strategis, termasuk Arab Saudi.
“Indonesia memiliki komitmen yang kuat dalam menjaga stabilitas kawasan. Kolaborasi internasional menjadi kunci utama, karena ancaman global tidak bisa dihadapi sendiri,” tambahnya.
Komitmen Arab Saudi
Sementara itu, Walikota Jenderal Abdullah bin Abdulrahman Al-Hamad menegaskan komitmen pemerintah Arab Saudi untuk memperkuat kerja sama dengan Indonesia di bidang keamanan. Menurutnya, tantangan global saat ini — mulai dari terorisme, perdagangan manusia, hingga narkoba — membutuhkan pendekatan bersama yang saling menguntungkan.
“Arab Saudi sangat menghargai hubungan baik dengan Indonesia. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi, berbagi data intelijen, dan melakukan operasi bersama dalam anggota jaringan kejahatan lintas negara,” kata Al-Hamad.
Ia juga menyebut bahwa kerja sama ini menjadi bagian dari implementasi visi strategis kedua negara dalam menciptakan kawasan yang aman dan bebas dari pengaruh ekstremisme.
Fokus Kerja Sama
Dalam pertemuan tersebut, kedua delegasi membahas sejumlah langkah konkret yang akan dilaksanakan, antara lain:
- Pertukaran data intelijen dan informasi forensik terkait jaringan terorisme dan narkoba internasional.
- Peningkatan kapasitas SDM dan pelatihan bersama antara aparat kepolisian Indonesia dan Arab Saudi.
- Pembangunan sistem peringatan dini (early warning system) untuk mendeteksi potensi ancaman lintas negara.
- Kerja sama di bidang teknologi digital dan siber, guna menekan penyebaran ideologi ekstrem melalui platform berani.
Kerja sama ini juga akan mencakup bidang perlindungan WNI di Arab Saudi, mengingat besarnya jumlah tenaga kerja Indonesia yang beraktivitas di negara tersebut. Polri menargetkan penerapan awal kerja sama dimulai pada Desember 2025, dengan fokus pada pemberantasan peredaran gelap narkotika dan pencegahan aksi teror melintasi batas.
“Kami akan membentuk tim gabungan yang bekerja cepat dan adaptif terhadap modus baru kejahatan transnasional. Teknologi dan kolaborasi akan menjadi senjata utama,” tegas Komjen Agus Andrianto.
Makna Strategis Bagi Indonesia dan Arab Saudi
Kerja sama ini menjadi momentum penting bagi kedua negara dalam memperkuat diplomasi keamanan global. Indonesia, dengan posisi geografis yang strategis di jalur perdagangan internasional, diharapkan menjadi mitra penting Arab Saudi dalam menjaga stabilitas regional.
“Sinergi ini diharapkan tidak hanya memperkuat hubungan persahabatan, tetapi juga mempertegas komitmen Indonesia dan Arab Saudi sebagai dua negara berpenduduk Muslim terbesar yang menolak segala bentuk kekerasan dan ekstremisme,” tutup Agus Andrianto.