Harakatuna.com. Vatikan – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menghadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian atau Konferensi Internasional untuk Perdamaian yang diselenggarakan Komunitas Sant’Egidio di Vatikan, Minggu (26/10/2025). Dalam forum lintas agama tersebut, Menag menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya persaudaraan dan kemanusiaan global.
Konferensi tahunan yang bertema “Agama dan Budaya dalam Dialog” itu dihadiri oleh ratusan pemimpin agama, pejabat, sejarawan, serta tokoh lintas budaya dari lebih 50 negara. Para peserta membahas berbagai isu kemanusiaan, termasuk upaya mengatasi konflik dan membangun perdamaian di tengah meningkatnya ketegangan global.
Dalam berbagai hal, Menag Nasaruddin menekankan bahwa perbedaan agama, suku, dan bangsa seharusnya tidak menjadi alasan untuk memecah belah, melainkan kekuatan untuk mempererat hubungan kemanusiaan.
“Kita semua adalah saudara dalam kemanusiaan. Agama hadir bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk menuntun manusia menuju cinta kasih dan kedamaian,” ujar Menag Nasaruddin dalam pidatonya di hadapan peserta konferensi di Vatikan.
Menag juga mengenang sosok Paus Fransiskus sebagai sosok yang konsisten mengampanyekan nilai persaudaraan universal. Ia menilai warisan ajaran Paus yang tertuang dalam ensiklik Fratelli Tutti selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan dalam Islam.
“Saya sangat menghormati Paus Fransiskus sebagai pemimpin spiritual yang tulus memperjuangkan kemanusiaan tanpa sekat. Pesan beliau dalam Fratelli Tutti sejalan dengan prinsip Islam yang mengajarkan bahwa kemanusiaan berada di atas segala perbedaan,” tuturnya.
Selain menghadiri forum utama, Menag juga berdialog dengan para pemuka agama dari berbagai negara untuk memperkuat kerja sama antarumat beragama. Ia menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat multikultural dapat hidup damai dalam keberagaman.
“Indonesia dengan Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika menjadi bukti bahwa perbedaan tidak harus menimbulkan konflik. Justru, keragaman adalah sumber kekuatan bangsa,” ujar Nasaruddin.
Kehadiran Menag di Vatikan juga disambut hangat oleh perwakilan Komunitas Sant’Egidio. Mereka mengapresiasi kontribusi Indonesia dalam memajukan toleransi dan perdamaian global.
“Kami melihat Indonesia sebagai negara dengan peran penting dalam dialog antaragama dunia. Nilai-nilai toleransi yang ditunjukkan pemerintah dan masyarakatnya patut dijadikan teladan,” kata salah satu perwakilan Sant’Egidio dalam Perayaannya.
Menag menutup kunjungannya dengan menghadiri pertemuan bersama komunitas diaspora Indonesia di Roma. Dalam kesempatan itu, ia mengajak masyarakat Indonesia di luar negeri untuk terus menjadi duta perdamaian dan toleransi.
“Tunjukkan kepada dunia bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang ramah, terbuka, dan penuh kasih sayang,” pesan Menag.
Konferensi Perdamaian di Vatikan ini menjadi wujud nyata diplomasi keagamaan Indonesia di kancah internasional. Melalui partisipasi aktif dalam lintas iman, pemerintah Indonesia berharap dapat terus memperkuat peran agama sebagai pilar perdamaian dunia.