Harakatuna.com. Minahasa Selatan — Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi yang digelar Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Minahasa Selatan, Rabu (8/10/2025). Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET).
Kegiatan yang berlangsung di salah satu aula pemerintah daerah ini diikuti sekitar 150 peserta, terdiri dari camat, aparat sipil negara (ASN), hukum tua (kepala desa), tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga tokoh pemuda se-Kabupaten Minahasa Selatan.
Para pemangku kepentingan dari Forkopimda menyampaikan materi secara bergilir sesuai peran dan fungsi masing-masing dalam konteks menjaga keamanan dan verifikasi di wilayah Minsel.
Salah satu materi utama disampaikan oleh Direktorat Pencegahan Densus 88 melalui Kepala Tim Pencegahan. Ia menjelaskan secara komprehensif mengenai pengenalan paham IRET, terorisme jaringan-jaringan, metode penyebaran ideologi radikal, serta contoh kasus nyata terorisme yang pernah terjadi.
“Paham radikal dan terorisme ini menyusup secara halus ke berbagai lini masyarakat. Edukasi dan kewaspadaan adalah kunci utama untuk mencegahnya,” ujar Kepala Tim Pencegahan Densus 88 saat memaparkan paparan di hadapan peserta.
Selain itu, peserta juga diberikan pemahaman mengenai potensi kerawanan yang bisa menjadi celah berkembangnya paham radikal, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
Acara ini juga bersifat interaktif, dimana para peserta diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada para narasumber. Diskusi berlangsung aktif, dan berbagai persoalan aktual terkait keamanan wilayah juga dibahas.
Untuk mempermudah presentasi penyebaran paham IRET, tim dari Densus 88 juga membagikan informasi layanan call center dan nomor WhatsApp yang bisa diakses secara langsung masyarakat.
“Kami ingin masyarakat tidak ragu melapor jika menemukan hal-hal mencurigakan di lingkungannya. Peran aktif masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahan ini,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, Forkopimda Minsel berharap akan terbentuk sinergi yang lebih kuat antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman ideologi yang dapat memecah belah bangsa.
“Kesadaran kolektif dari seluruh elemen masyarakat menjadi yayasan utama dalam menjaga keutuhan negara dari ancaman terorisme dan paham radikal,” kata salah satu perwakilan Forkopimda saat menutup kegiatan.
Diharapkan, dengan sosialisasi yang berkelanjutan seperti ini, masyarakat Minahasa Selatan semakin tangguh dan tidak mudah terpengaruh oleh ideologi-ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan.