Harakatuna.com. PurbalINGGA – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Mengmana Seoran Pelajar Di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Yang diduga terlibat dalam Jaringan Kelompok teroris. PELAJAR TERSEBUT DEKANHUI AKTIF MENYEBOKAN PROPAGANDA DAN AJAKAN UNTUK MELAKUKAN AKSI TEROR MEDIA SOSIAL MEDIA.
Pusat Krisis Pendiri Nii, Ken Setiawan, Menanggapi Penangkapan Ini Delangan Mengatakan Bahwa Dirinya Tidak Terkejut. Ia Menilai, fenomena Keterlibatan Remaja Dalam Jaringan Terorisme Bukan Hal Baru Dan Telah Banya Terjadi Di Berbagai Daerah, Termasuk di Jawa Tengah.
“Sebenarnya Banyak Laporan Dari Keluarga Korban Radikalisme Di Jateng, Namun Saya Belum Bisa Ke Sana Karena Masih Fokus Kegiatan Di Lampung,” Ujar Ken Dalam Keterangan Perman Disampaikan Pada Jumat (3/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/10/
Ken Menjelaskan Bahwa Kelompok Radikal Kini Telah Mengubah Strategi Perekrutan Mereka. Jika Dulu Dilakukan Secara Langsung Dan Tertutup, Kini Mereka Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Alat Utama untuk Menyebarkan Ideologi Dan Menarik Simpatisan Baru. “Kelompok teror memanfaatkan sistem algoritma Yang Ada di media sosial ujak menyebarkan propagandanya sekaligus menentukan sasaran empuk dalam merekrut anggota,” Tegasnya.
Menurut Ken, di era Kemruan Teknologi Informasi, media sosial telah menjadi “alat perang” baru bagu kelompok radikal. Melalui Dunia Maya, Mereka Menggiring Opini Publik, Menyebarkan Kebencian, Dan Menciptakan Ruang Gema (Echo Chamber) Yang Memperuat Keyakinan Ekstrem Para PengIKutnya.
Sebagai Langkah Pencegahan, Ken Bersama Para Mantan Anggota Nii Kini Aktif Melakukan Road menunjukkan anti-Radikalisme ke Berbagai Sekolah Dan Kampus. Program Tersebut Bertjuuan Mesenciptakan Eco Chamber Positif Di Ruang Digital untuk Mentingi Narasi Radikal Yang Terus Berkembang Di Media Sosial. “Pelajar Dan Mahasiswa Adalah Agen Yang Paling Tepat Tepat Beri Ndi Bibiri Sosial Denis Konten-Konten Positif Sebagai Kontra Narasi Terhadap Radikalisme Dan Terorisme,” Jelas Ken.
Ia menkankan Bahwa Upaya Melawan Propaganda Radikal Bukan Hanya Tanggung Jawab Aparat Keamanan, Tetapi JagA Seluruh Lapisan Masyarakat. “Ini Adalah Cara UNTUK MERAWAT Kebinaan Yang Ada Di Indonesia Agar Bangsa Dan Negara Ini Tetap Aman Dan Damai,” Tutup Ken.
(tagstotranslate) #bhinneKatgalika