Harakatuna.com. Somalia – Nasib Abdulkadir Mumin, pemimpin cabang Islamic State (ISIS) di Somalia, masih menjadi tanda tanya besar. Hingga kini, keberadaan tokoh yang dikenal sebagai pendiri kelompok militan itu di Somalia belum dapat dipastikan di tengah operasi militer yang terus berlangsung di pegunungan Al-Miskaad, wilayah administratif Puntland, Somalia bagian utara.
Operasi militer yang digelar sejak pertengahan tahun itu menargetkan sisa-sisa kelompok ISIS yang bersembunyi di kawasan pegunungan tandus di utara negara tersebut. Meski pasukan pemerintah mengklaim telah merebut sejumlah posisi strategis, keberadaan Mumin tetap misterius.
Beberapa laporan intelijen lokal menyebutkan bahwa Mumin kemungkinan besar telah meninggalkan Somalia dan melarikan diri ke luar negeri. “Ada dugaan kuat bahwa Abdulkadir Mumin telah meloloskan diri dari Al-Miskaad. Ia mungkin bersembunyi di Sudan atau bahkan Mozambik,” ujar Jenderal Mahmoud Ahmed Faadhigo, juru bicara operasi militer Puntland Hillaacseperti dikutip media lokal, Rabu (22/10/2025).
Namun sejumlah sumber lain berpendapat bahwa Mumin mungkin sudah terbunuh dalam serangan udara beberapa waktu lalu, tetapi kematian tersebut sengaja dirahasiakan oleh kelompoknya untuk menghindari perpecahan di tubuh ISIS Somalia. “Bisa jadi dia sudah tidak hidup, namun para pengikutnya berusaha menutupi hal itu agar kekuatan moral mereka tidak runtuh,” kata salah satu analis keamanan regional di Mogadishu.
Mumin yang berusia sekitar 70 tahun disebut sudah jarang turun langsung ke medan pertempuran faktor karena usia dan kondisi fisik yang menurun. Sejumlah sumber juga menyebutkan bahwa kepemimpinan operasional ISIS di Somalia kini telah beralih ke Abdirahman Fahiye, seorang komandan muda yang dikenal memiliki hubungan dengan jaringan militan dari Afrika Timur dan Afrika Utara.
“Saat ini yang memegang kendali lapangan bukan lagi Mumin. Abdirahman Fahiye menjadi figur kunci yang memimpin kelompok itu di medan tempur,” ungkap seorang pejabat keamanan Puntland yang enggan disebut namanya.
ISIS di Somalia muncul setelah sejumlah pecahan militan dari Al-Shabaab menyatakan baiat kepada ISIS pada tahun 2015 dan bermarkas di pegunungan Al-Miskaad, kawasan yang sulit dijangkau dan menjadi dasar pertahanan alami.
Meski kekuatannya telah banyak tergerus akibat operasi gabungan antara militer Puntland dan dukungan udara dari mitra internasional, kelompok itu masih bertahan dengan menggunakan taktik gerilya serta memasang improvisasi peralatan di area pegunungan. “Kami akan terus melanjutkan operasi hingga seluruh sel teroris di kawasan ini dilumpuhkan,” tegas Jenderal Faadhigo.
Sementara itu, para analis menilai bahwa kaburnya atau hilangnya Abdulkadir Mumin bisa menjadi pukulan besar bagi struktur kepemimpinan ISIS di Afrika Timur. Namun mereka juga diperingatkan bahwa kelompok tersebut masih memiliki kemampuan untuk melakukan serangan sporadis di wilayah utara Somalia.
“Kehilangan Mumin memang akan mengganggu koordinasi mereka, tetapi ideologi dan jaringan ISIS tidak serta-merta hilang. Ini hanya masalah waktu sebelum mereka beradaptasi,” kata analis politik Somalia, Abdinasir Ali, kepada Garowe Online.
Dengan operasi militer yang masih berlangsung, pemerintah Puntland berjanji akan terus menekan pergerakan ISIS hingga benar-benar terhapus dari wilayah tersebut.