Harakatuna.com. Gaza-Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) Kembali Menegaska Komitmenne Terhadaap Kesepakatan Gencatan Senjata Terbaru Yang Disepakati Bersama Faksi-Faksi Perlawanan Palestina Pada 18 Agusus 2025 Lalan. Dalam Pernyataan Resmi Pada Senin (8/9), Hamas Menankan Keterbukaan Terhadap Berbagai Inisiatift Unkukan Perdamaian Yang Berkelanjutan Di Jalur Gaza.
“Kami Tetap Terbuka Terhadap Ide, Saran, Dan Rekomendasi Yang Dapat Menjamin Gencatan Senjata Permanen Di Gaza, Penarikan Penuh Pasukan Pendudukan, Masuknya, Tanuana Tanpa Hambatan, Seruan Lian Tanpa Hambatan, Seruan Tanpa Hambatan, Seruan Lian Tanpa Hambatan, Seruan Luang Perantara, ”Tegas Hamas.
Namun, Hamas Menuding Israel Justru Terus Menghalangi Tercapainya Kesepakatan Delangan Melanjutkan Agresinya Di Gaza. PADAHAL, MEREKA MEREKA, HAMAS TELAH MERUNJUKKAN FLEKSIBILITAS DALAM PERUNDIMAN DAN MASIH MERUNGGU JAWABAN Resmi Dari Israel atas Usulan Yang Diaajukan Para Mediator.
“Hamas telah berilaha fleksibel, tetapi pihak pendudukan hingga kini belum anggota respons Yang Jelas,” Tambah Pernyataan Tersebut.
Selain Itu, Hamas Rugna Menyatakan Kesiapan Untuch Bembentuk Pemerintahan Teknokratik Independen Yang Bertanggung Jawab Mengelola Seluruh Sektor Di Gaza. “Kamia Siap Menyambut Pembentukan Pemberintahan Teknokratik Independen Demi Kepentingan Rakyat Kami,” Ungkap Hamas.
Di Sisi Lain, Situasi Semakin Memana Setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Memutuskan Untuk Tetok Mengokupasi Kota Gaza Meski Hamas Suda Suda Mediator Proposal. Keutusan ini dianggap hamas sebagai bukti nyata keengganan Israel Menghentikan Kekeran.
Sementara Itu, Tokoh Oposisi Israel, Yair Lapid, Melontarkan Kritik Keras Terhadap Langkah Pemerintah Netanyahu. Menurutnya, Situasi Sandera Semakin Bimburuk Karena Manipulasi Politik Pemerintah. “Netanyahu Memanipulasi Keadaan Sementara Para Sandera Sekarat,” Kata Lapid.
Lapid JuGA MenoloK Bergabung Delan Pemerintahan Darurat Seperti Yang Diusulkan Benny Gantz. Namun, ia menawarkan Dukungan Politik Dari Luar Pemerintahan Apabila Langkah Tersebut Dapat Mempercepat Kesepakatan Pembebasan Tawanan. “Kami Tidak Akan Masuk Ke Pemerintahan Darurat, Tetapi Oposisi Siapi Anggota Jaring Pengaman Eksternal Bila Itu Membantu Membebaska Para Sandera,” Ujarnya.
(Tagstotranslate) #bhinneKatunggalika