
Harakatuna.com. Nunukan – Kabupaten Nunukan dinilai rawan terhadap penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Nunukan menggelar Seminar Kebangsaan bertema Menangkal Radikalisme dan Memperkokoh Persatuan di Perbatasan pada Kamis (16/10/2025).
Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan, Jabbar, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat daya pencegahan dan daya tangkal masyarakat terhadap ideologi radikal.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali dalam rangka membangun daya cegah, daya tangkal, dan daya lawan terhadap ideologi radikalisme dan terorisme. Semoga melalui kegiatan ini, terciptalah strategi nasional dalam mewujudkan Indonesia yang sehat mental, keluarga cerdas, dan tangguh dalam pencegahan radikalisme serta terorisme,” ujar Jabbar.
Ia menekankan, kegiatan sosialisasi ini menyasar langsung masyarakat di perbatasan, termasuk melalui organisasi kemasyarakatan, agar tidak terpapar paham radikal. Menurutnya, kelompok yang paling rentan adalah anak-anak, remaja, dan perempuan.
“Kami menyambut baik upaya bersama ini. Mengingat masyarakat kita yang ada di perbatasan, khususnya anak, remaja, dan perempuan, merupakan kelompok yang sangat rentan terpengaruh serta disusupi oleh pemahaman-paham tersebut,” jelasnya.
Jabbar menuturkan, perempuan sering menjadi target utama perekrut jaringan terorisme. Jika seorang ibu terpapar, maka risiko penularan radikal pemahaman kepada anak semakin besar.
“Demikian pula dengan para remaja, mereka juga kelompok rentan yang mudah terpapar melalui media sosial atau konten berani. Ada berita, ajaran, dan narasi ekstrem yang bisa menyeret anak-anak muda ke dalam tindakan radikalisme hingga terorisme,” paparnya.
Lebih lanjut, Jabbar menekankan pentingnya keterlibatan keluarga dan sekolah dalam pencegahan. Pengawasan orang tua terhadap anak menjadi kunci, terutama bagi remaja yang sedang mencari jati diri.
“Upaya pencegahan paham radikalisme dan kebencian harus dilakukan secara masif, terutama kepada ibu-ibu, keluarga, dan juga sekolah. Jika anak-anak tidak dibimbing dengan baik, mereka akan mudah terpengaruh oleh paham-paham berbahaya tersebut,” tegasnya.