
Harakatuna.com. Jakarta — Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan sikap tegas terhadap segala bentuk terorisme yang mengancam keamanan ibu masyarakat kota. Pernyataan ini disampaikan menyusul adanya laporan ancaman bom di North Jakarta Intercultural School (NJIS), Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pramono menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak akan tinggal diam terhadap aksi-aksi yang meresahkan, terutama jika menyangkut keselamatan warga. “Kami tidak akan mengambil tindakan yang mengganggu ketentraman masyarakat, khususnya di wilayah Jakarta Utara. Siapapun yang melakukan tindakan seperti itu harus menghadapi dengan sikap tegas,” ujar Pramono saat ditemui di Balai Kota, Jumat. (10/10/2025).
Ia menekankan bahwa keamanan dan kenyamanan warga Jakarta merupakan prioritas utama Pemprov DKI. Stabilitas dan rasa aman, menurutnya, adalah fondasi penting agar aktivitas masyarakat dapat berjalan tanpa rasa takut. “Pemerintah berkomitmen penuh menjaga suasana yang aman dan damai. Masyarakat harus bisa beraktivitas dengan tenang tanpa bayang-bayang ancaman,” tegasnya.
Lebih lanjut, Pramono juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai keberagaman dan kebhinekaan yang menjadi kekuatan Jakarta sebagai kota metropolitan. “Kebhinekaan dan persatuan masyarakat harus terus dijaga agar situasi tetap kondusif,” tambahnya.
Terkait ancaman bom yang diterima NJIS, Pramono mengaku telah mendapat laporan awal dan menyatakan bahwa penghentian segera berkoordinasi secara intensif dengan aparat penegak hukum. “Saya baru mendengar informasi ini, tapi kami akan segera mengonfirmasi dengan serius agar warga tetap merasa aman,” jelasnya.
Ancaman Bom Melalui SMS
Ancaman terhadap NJIS terjadi pada Selasa, 7 Oktober 2025, sekitar pukul 05.09 WIB. Ancaman dikirim melalui pesan singkat (SMS) ke nomor bagian marketing sekolah. Pesan tersebut berasal dari nomor asing berkode negara +234, yang diketahui merupakan kode internasional dari Nigeria.
Dalam pesan itu, pelaku mengklaim telah menanam bom di lingkungan sekolah dan meminta uang tebusan sebesar 30.000 dolar AS dalam bentuk mata uang kripto Bitcoin. Hingga kini, belum ada laporan mengenai temuan bahan peledak di lokasi, namun pihak keamanan telah melakukan penyisiran dan pengamanan ketat di sekitar kawasan sekolah.
Pihak kepolisian dan tim penjinak bom (Jibom) disebut telah bergerak cepat melakukan investigasi, sementara sekolah tetap melakukan pengawasan ekstra terhadap seluruh aktivitas di lingkungan NJIS.