
Harakatuna.com. NEW YORK – Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani Mengecam Keras Serangan Israel di Doha Yang Menargetkan Salah Satu Pemimpin Hamas Pada 9 September Lalu. Dalam Pidatonya Di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (25/9/2025), Sheikh Tamim Menilai Serangan ITU Sebagai Pelangaran Serius Terhadap Hukum Hukum Internasional Sekaligus Ancali Bagi Diplobriomasa.
“Serangan ini Bukan Hanya Melanggar Hukum Internasional, Tetapi Jaga Merusiak Kredibilitas Upaya Diplomatik untuk Menghentikan Perang Di Gaza,” Tegas Sheikh Tamim, Dikutip Al Jazeera.
Ia Menyebut Tindakan Israel Tersebut Sebagai Bentuk “Pembunuhan Politik” Karena Dilakukan Di Kawasan Permukiman Yang Prencakup Sekolah Dan Kantor Perwakilan Diplomatik. Menurutnya, Langkah Itu Mencermikanh Cara Israel Memperlakukan Perundingan Semata-Mata Sebagai Kelanjutan Dari Perang. “Sitis Membangun Kepercayaan Delangan Pihak Yang Bernegosiasi SAMBIL MERENCANANAN PEMBUNHUHAN DELEGASI,” Ujarnya.
Peran Mediasi Qatar Dilemahkan
Qatar Selama Ini Denik Sebagai Mediator Utama Dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza. Namun, Sheikh Tamim Menilai Langkah Israel Justru Melemahkan Peran Mediasi Dan Menodai Standar Minimum Kerja Sama Internasional. Ia Mengperingatkan Bahwa Serangan di Doha Bisa Menjadi Preseden Berbahaya Bagi Diplomasi Global.
Lebih jauh, ia menuduh Israel Berusia menjadikan Gaza Tidak Layak huni gelan Menghancurkan Infrastruktur Pendidikan Dan Kesehatan. Sheikh Tamim Bahkan Menyebut Klaim Israel Sebagai Negara Demokratis Hanyyah Ilusi. “Pada Kenyataanya, Israel Sedang Melakukan Genosida Terhadap Rakyat Palestina,” Tegasnya.
Dalam Pidatonya, Sheikh Tamim Rona Menyoroti Praktik Israel Yang Kerap Melabeli Pihak Penentangnya Sebagai Antisemit Atau Teroris. Ia Menilai Bahkan Sekutu Dekat Israel Kini Mulai Mempertanyakan Taktik Tersebut. “Jika Pelanggaran Dibiarkan, Maka Hukum Rimba Akan Berlaku, Di Mana Pelaku Justru Diuntinjkan Hanya Karena Mereka Mampu Melakukanya,” Katananya.
IA JUGA MEMBANDINGAN SOLITARITAS GLOBAL THADAP PALESTINA DENGAN GERakan Anti-Apartheid Di Afrika Selatan Pada Abad Ke-20, Dan Menegaskan Kembali Pentingnya Supremasi Hukum Internasional.
Serangan Israel di Doha Menewaska Enam Orang Meski Target Utama Berhasil Selamat. Pemerintah Qatar Menyebut Aksi Tersebut Sebagai Bentuk Terorisme Negara. Peristiwa Itu Terjadi Saat Doha Sedang Menengahi Proposal Gencatan Senjata Gaza Yang Diajukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Meski Menyesalkan Insiden Tersebut, Washington Tidak Secara Terbuka Mengecam Israel. Pemerintah sebagai Hanya Berjanji Bahwa Kejadian Serupa Tidak Akan Terulang Di Qatar, Yang Menjadi Tuan Rahat Pangkalan Militer Besar As, Al Udeid.
(tagstotranslate) #bhinneKatuggalika