
Harakatuna.com. India – Unit Anti-Terorisme (ATS) Negara Bagian Uttar Pradesh berhasil menangkap dua orang yang diduga terafiliasi dengan jaringan teroris Al-Qaeda dalam sebuah operasi di kawasan Dubagga, Kakori, pinggiran Kota Lucknow, Minggu lalu.
Penangkapan tersebut dilakukan setelah tim ATS menerima informasi intelijen dan melakukan pengawasan intensif selama sepekan. Dari hasil penggerebekan, aparat menemukan sejumlah bahan peledak dan perangkat bom rakitan di lokasi kejadian.
“Dua orang yang memiliki keterkaitan dengan jaringan Al-Qaeda telah kami amankan di Lucknow. Mereka sedang mempersiapkan serangan di wilayah ini,” ujar seorang pejabat ATS Uttar Pradesh seperti dikutip dari Odisha ByteSenin (15/9).
Dari lokasi penggerebekan, petugas menyita dua bom panci, sebuah detonator, serta sekitar 6–7 kilogram bahan peledak. Penemuan tersebut memperkuat dugaan bahwa kedua tersangka tengah merancang aksi teror dalam waktu dekat.
Menurut hasil penyelidikan awal, para tersangka diduga berencana menyerang seorang Anggota Parlemen (MP) dari Partai Bharatiya Janata (BJP) serta beberapa pemimpin partai senior di wilayah Lucknow.
“Target mereka adalah tokoh politik dari partai berkuasa. Rencana ini dapat memicu ancaman besar terhadap keamanan nasional jika tidak segera digagalkan,” pejabat ATS tersebut.
Tim penjinak bom dan forensik telah diterjunkan untuk memeriksa bahan peledak yang disita, sementara kedua tersangka kini menjalani pemeriksaan intensif guna mengungkap jaringan dan sumber dukungan mereka.
Pihak kepolisian juga tengah menelusuri kemungkinan keterkaitan kedua pria itu dengan kelompok teror internasional lain yang beroperasi di Asia Selatan.
“Investigasi sedang berlangsung. Kami berkoordinasi dengan lembaga keamanan pusat untuk memastikan tidak ada jaringan lain yang aktif di wilayah ini,” ungkap pejabat ATS.
Kasus ini menambah daftar panjang upaya pencegahan teror di India, di mana otoritas terus memperketat pengawasan terhadap kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan jaringan global seperti Al-Qaeda dan ISIS.