
Harakatuna.com. Suriah – Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh kelompok Kurdi mengumumkan pada Kamis (16/10) bahwa mereka berhasil mengungkap dua sel teroris yang berafiliasi dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam dua operasi terpisah di wilayah timur Deir ez-Zor. Operasi ini dilakukan dengan dukungan dari Koalisi Global yang dipimpin Amerika Serikat untuk mengalahkan ISIS.
Dalam pernyataan resminya, SDF menyebutkan bahwa unit komando mereka, bekerja sama dengan pasukan Koalisi, melaksanakan “dua operasi keamanan yang presisi” di pedesaan timur Deir ez-Zor, tepatnya di wilayah al-Busayrah.
“Operasi pertama dilakukan di desa al-Bariha, di mana satu anggota ISIS berhasil ditangkap. Individu ini terbukti terlibat dalam sejumlah serangan terhadap pasukan kami dan warga sipil,” ungkap pernyataan SDF. Selain penangkapan, pasukan juga menyita sejumlah senjata dan amunisi dari lokasi penggerebekan.
Dalam operasi kedua yang juga berlangsung di wilayah al-Busayrah, SDF berhasil mengungkap satu sel teroris ISIS lainnya dan menangkap dua anggotanya. “Kedua tersangka diketahui bertanggung jawab atas sejumlah aksi teror yang menargetkan pasukan keamanan dan masyarakat sipil di kawasan tersebut,” tambah pernyataan itu.
SDF menegaskan kembali komitmennya untuk terus bekerja sama dengan Koalisi Global dalam ancaman ISIS secara menyeluruh. “Kami bertekad untuk membasmi organisasi teroris ini hingga ke akar-akarnya, menghentikan sumber pendanaan dan ideologinya, serta mencegah segala bentuk aktivitas teroris yang mengancam keamanan dan stabilitas kawasan,” tegas SDF.
Kekhawatiran Akan Kebangkitan ISIS
Penangkapan ini terjadi di tengah kekhawatiran yang terus meningkat terhadap potensi kebangkitan ISIS di Suriah. Berdasarkan laporan SDF, sejak penggulingan rezim Baath yang dipimpin Bashar al-Assad pada Desember 2024 hingga 20 September 2025, kelompok ISIS telah melakukan sedikitnya 153 serangan di wilayah yang dikuasai oleh Kurdi di Suriah utara dan timur.
“Sejak runtuhnya rezim Baath pada 8 Desember 2024 hingga 20 September 2025, sel-sel ISIS telah melancarkan 153 serangan – ini menunjukkan upaya berkelanjutan mereka untuk melakukan reorganisasi dan memperluas operasi,” jelas perwakilan SDF.
Meski ‘kekhalifahan’ ISIS secara resmi dibubarkan pada tahun 2019, kelompok ini masih tetap aktif, terutama di wilayah-wilayah yang menjadi zona abu-abu antara wilayah yang dikuasai oleh pasukan Kurdi dan pasukan pemerintah Suriah. ISIS diketahui menggunakan strategi sel tidur dan taktik serangan kilat terhadap sasaran militer maupun sipil, terutama di wilayah timur laut Suriah, atau yang dikenal sebagai Rojava.
Operasi Berkelanjutan dan Ancaman di Kamp al-Hol
Sejak Desember 2024, SDF telah melancarkan serangkaian operasi untuk mencegah kebangkitan ISIS, termasuk penangkapan para tersangka militan dan penggerebekan berulang kali di kamp al-Hol di provinsi Hasaka. Kamp tersebut, yang menampung sekitar 27.488 orang – sebagian besar perempuan dan anak-anak dengan dugaan keterkaitan dengan ISIS – terus menjadi perhatian serius bagi aparat keamanan.
Sebagian besar penghuni kamp berasal dari Irak dan Suriah, namun banyak juga yang berasal dari negara lain. Kamp ini diyakini sebagai tempat persembunyian dan rekrutmen sel-sel ISIS yang masih aktif.
Sebagai kekuatan militer de facto di wilayah Rojava, SDF menegaskan bahwa operasi pemberantasan terhadap ISIS akan terus berlanjut guna menjaga stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut.